ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay) adalah metode uji protein yang banyak digunakan untuk mendeteksi kandungan protein spesifik, antigen dan antibodi dalam sampel. Elisa dapat digunakan penelitian dasar pengukuran protein spesifik. Selain itu Elisa digunakan secara luas untuk mendiagnostik berbagai macam penyakit infeksi, autoimun, alergi dan cancer. ELISA digunakan dalam jenis uji kualitatif dan kuantitatif dari berbagai macam sumber sampel.
Jenis ELISA berdasarkan konfigurasinya, digolongkan menjadi Direct ELISA, Indirect ELISA, Sandwicth ELISA, Competitive ELISA. Adapun konfiguras ELISA secara umum adalah seperti berikut:
a. Direct ELISA memiliki konfigurasi antigen yang di coating pada permukaan microplate. Antigen dikonjugasi dengan antibodi deteksi berlabel HRP, sehingga dapat membentuk warna dengan adanya substrate. Konfigurasi ini dignakan dalam uji kualitatif pada protein yang telah di coating.
b. In direct ELISA memiliki konfigurasi antigen di coating pada permukaan microplate. Antigen tersebut di reaksikan dengan antibodi primer dari sampel. Antibodi primer akan di jonjugasi oleh secondary antibody dengan labeh HRP (umum) dan bereaksi warna dengan substrate. In direct Elisa lebih sering digunakan untuk penelitian dengan targer IgG dan IgM.
c. Sandwicth ELISA memilik konfigurasi capturing antibody di coating pada microplate. Antigen (protein target) akan berikatan dengan capturing antibody secara spesifik. Detection antibody akan berikatan dengan antigen yang terikat pada capturing antibody, sehingga posisi antigen berada di antara capturing dan detection antibody. Detection antibody memiliki konjugate biotin yang dapat dikonjugasi dengan avidin-HRP, biasa juga disebut ABC (Avidin Biotin Complex). Sinyal warna yang muncul berasal dari reaksi HRP dan substrat warna.
d. Competitive Elisa adalah metode yang mendeteksi dan mengukur jumlah antigen atau antibodi dalam suatu sampel melalui prinsip persaingan pengikatan antara analit sampel dan analit yang sudah berlabel (terkonjugasi dengan enzim) untuk mengikat antibodi penangkap pada pelat mikrotiter. Semakin banyak antigen dalam sampel, semakin sedikit analit berlabel yang akan terikat, sehingga menghasilkan sinyal yang lebih lemah dan menunjukkan konsentrasi analit yang lebih tinggi.
Sampel yang digunakan dalam penelitian, dapat dilakukan pada berbagai macam jenis samepel. Serum adalah jenis sampel yang paling banyak digunakan dalam penelitin. Selain itu, juga dapat menggunakan sampel dari plasma darah. Cairan biologis lainnya yang dapat digunakan adalah saliva, urin, air mata dan cairan biologis lainya. Pada model peneletian menggunakan hewan coba, sampel dapat berupa tissue homogenate. Selain organ, material padatan lain seperti feses juga dapat digunakan dalam penelitian menggunakan ELISA. Sampel yang berasala dari peneltian sel kultur (supernatan dan sel lisat) juga dapat di uji dengan metoda ini.
Jenis ELISA berdasarkan konfigurasinya, digolongkan menjadi Direct ELISA, Indirect ELISA, Sandwicth ELISA, Competitive ELISA. Adapun konfiguras ELISA secara umum adalah seperti berikut:
a. Direct ELISA memiliki konfigurasi antigen yang di coating pada permukaan microplate. Antigen dikonjugasi dengan antibodi deteksi berlabel HRP, sehingga dapat membentuk warna dengan adanya substrate. Konfigurasi ini dignakan dalam uji kualitatif pada protein yang telah di coating.
b. In direct ELISA memiliki konfigurasi antigen di coating pada permukaan microplate. Antigen tersebut di reaksikan dengan antibodi primer dari sampel. Antibodi primer akan di jonjugasi oleh secondary antibody dengan labeh HRP (umum) dan bereaksi warna dengan substrate. In direct Elisa lebih sering digunakan untuk penelitian dengan targer IgG dan IgM.
c. Sandwicth ELISA memilik konfigurasi capturing antibody di coating pada microplate. Antigen (protein target) akan berikatan dengan capturing antibody secara spesifik. Detection antibody akan berikatan dengan antigen yang terikat pada capturing antibody, sehingga posisi antigen berada di antara capturing dan detection antibody. Detection antibody memiliki konjugate biotin yang dapat dikonjugasi dengan avidin-HRP, biasa juga disebut ABC (Avidin Biotin Complex). Sinyal warna yang muncul berasal dari reaksi HRP dan substrat warna.
d. Competitive Elisa adalah metode yang mendeteksi dan mengukur jumlah antigen atau antibodi dalam suatu sampel melalui prinsip persaingan pengikatan antara analit sampel dan analit yang sudah berlabel (terkonjugasi dengan enzim) untuk mengikat antibodi penangkap pada pelat mikrotiter. Semakin banyak antigen dalam sampel, semakin sedikit analit berlabel yang akan terikat, sehingga menghasilkan sinyal yang lebih lemah dan menunjukkan konsentrasi analit yang lebih tinggi.
Sampel yang digunakan dalam penelitian, dapat dilakukan pada berbagai macam jenis samepel. Serum adalah jenis sampel yang paling banyak digunakan dalam penelitin. Selain itu, juga dapat menggunakan sampel dari plasma darah. Cairan biologis lainnya yang dapat digunakan adalah saliva, urin, air mata dan cairan biologis lainya. Pada model peneletian menggunakan hewan coba, sampel dapat berupa tissue homogenate. Selain organ, material padatan lain seperti feses juga dapat digunakan dalam penelitian menggunakan ELISA. Sampel yang berasala dari peneltian sel kultur (supernatan dan sel lisat) juga dapat di uji dengan metoda ini.
ABCLONAL ELISA KIT
Tim R&D ABClonal terdiri dari ilmuwan berpengalaman yang mendedikasikan untuk mengembangkan kit dengan kualitas yang terjamin. Saat ini, portofolio produk kami dapat digunakan untuk meneliti sampel dari manusia, tikus, tikus, dan deteksi spesies lain. Dengan memiliki lebih dari 400 target spesifik. Elisa kit dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai macam molekul, seperti sitokin, kemokin, faktor pertumbuhan, protease, dll.
Sementara itu, ABclonal juga menyediakan layanan yang disesuaikan untuk pengembangan pasangan antibodi (capturing & Detection antibodi) dan kit ELISA. |
Kairos Jaya SejahteraProdukSupplierPelangganBerita
|
Hubungi KamiSenin-Jum'at
|